Breaking

Selasa, 12 Juli 2022

Tetap Jaga Kebersihan Dimanapun Berada

 Beberapa simpatisan Jepang ada di tingkat mimpi: melihat timnas mereka maju ke perempat-final Piala Dunia untuk pertama kali. Kesan itu mereka alami selesai  Slot Online Terpercaya Takashi Inui melipatgandakan keunggulan Jepang atas Belgia dalam laga 16 besar Piala Dunia 2018.

Tetapi euforia itu perlahan-lahan kembali menghilang saat Jan Vertonghen dan Marouane Fellaini berhasil bikin posisi kembali seimbang melalui gol yang mereka bikin ke gawang Eiji Kawashima. Dan saat Nacer Chadli pastikan kemenangan Belgia melalui golnya di pengujung pertandingan, keinginan itu betul-betul gagal.

Jepang saat itu juga kalah secara mengagetkan; secara menyakitkan. Bulir-bulir air mata mulai turun membasahi pipi beberapa simpatisan Jepang yang ada di tribune pemirsa. Banyak muka yang tertutupi oleh ke-2  telapak tangan. Beberapa lainnya terlihat diam terpaku-membisu seolah tidak yakin dengan yang barusan disaksikannya.

Namun kekalahan menyakitkan itu tidak membuat mereka Slot Judi Online stop lakukan satu rutinitas baik: bersihkan sampah-sampah yang tertinggal di tribune stadion.

Sikap terpuji supporter dan pemain Jepang, yang selalu ingin pastikan lokasi yang disinggahi mereka masih tetap bersih, tidak lahir secara mendadak. Sikap itu dibuat oleh sebuah budaya dalam warga Jepang tersebut, seperti disebutkan oleh wartawan sepakbola yang bekerja di Jepang, Scott McIntyre.



"Itu [pungut sampah] bukan budaya sepakbola, tetapi budaya Jepang," katanya ke BBC.


Sebuah budaya pada suatu warga mustahil berdiri dengan sendiri. Ada selalu beberapa unsur yang membuatnya—yang melatarinya. Dan yang membuat budaya bersih warga Jepang, satu diantaranya karena tuntunan dari keyakinan yang mereka anut.


Merilis The Economist, dalam tuntunan Shintoisme atau Buddhisme (dua agama yang diyakini oleh sebagian besar masayarakat Jepang), aktivitas mandi atau bersihkan tubuh ialah aktivitas yang penting untuk dilaksanakan. Menurut dua tuntunan itu, kekotoran menggambarkan kejahatan. Dan kebersihan menggambarkan kebaikan.


Dengan mata yang sembap selesai menangis, satu demi satu pada mereka mulai menyisir tribune pemirsa Rostov Tempat sekalian menenteng kantong plastik warna biru. Sampah-sampah yang berserak mereka mengumpulkan dalam kantong itu.



Bukan hanya simpatisannya, scuad timnas Jepang juga sama seperti. Walau barusan menerima kekalahan menyakitkan, mereka malas tinggalkan ruangan tukar yang mereka gunakan pada kondisi kotor dan amburadul. Sebuah photo yang tersebar di sosial media memperlihatkan bagaimana rapi dan bersihnya ruangan tukar Samurai Biru setelah laga.